Menjadi Intelektual di Pabrik Pelajar

Posted: Kamis, 02 Desember 2010 by rizki ahmad F in
0


Kampus yang terdiri dari berbagai macam aktivitasnya membuat sebuah nama menjadi civitas akdemik. Dengan jumlah mahasiswa yang menguasai sebagian besar warga kampus, mahasiswa memiliki peran yang cukup signifikan dalam kehidupan kampus. Disana pola hubungan yang begitu berkesinambungan layak untuk dibangun. Pola itu dibangun harus diawali dengan sebuah intelektual yang cukup maju diantara mahasiswa itu sendiri, sehingga dalam sebuah pola itu lahir suatu hubungan yang bergerak kearah kemajuan.
  
     Pemikiran kritis, demokratis dan konstruktif selalu hadir dari pemikiran-pemikiran para mahasiswa. Suara mahasiswa yang senantiasa bergaung untuk mempresentasikan realita social yang terajadi di kampus, dengan idealisme membuat mahasiswa bergerak mewujudkan sebuah pola kehidupan kampus yang nyaman, meskipun selalu saja terdapat perbedaan dengan konsep-konsep para elit kampus tersebut, mahsiswa berani memperjuangkan keadilan dalam proses mempelajari realita sehingga bisa mendapatkan satu titik diantara sebuah kesimpulan juga kebenaran baik secara hukum maupun nurani yang berkembang menjadi sebuah kesadaran. Mahasiswa mempunyai caranya tersendiri untuk bergerak tersebut.
     Tentu tantangan menjadi seorang atau sekumpulan intelektual sangatlah banyak, salah satunya kita mengacu pada posisi banyaknya universitas di Indonesia atau lebih khususnya UGM sebagai kampus worldclass. Secara sistematis slogan tersebut menuntun kampus pada banyaknya peraturan yang memberatkan mahasiswa itu sendiri, mahasiswa banyak kehilangan daya kritisnya, akar pembelaannya terhadap keadilan di kampus juga terhadap rakyat sendiri lebih jauhnya. Sehingga mahasiswa lulusannya itu dicetak untuk menjadi sebuah produk pekerja yang tidak memiliki sikap kritis.
     Menggali daya kritis juga memperbanyak wacana adalah suatu usaha untuk mewujudkan kemajuan intelektual. Karena dalam perannya sendiri, mahasiswa memiliki peran lebih dalam kehidupan kampus. Disamping bertanggung jawab terhadap nilai akademis, mahasiswa juga bertanggung jawab terhadap penghidupan kampus itu sendiri. Sehingga akan terlahir suatu generasi mahasiswa yang mempunyai kapasitas juga kapabilitas tidak hanya dalam nilai akademik, tapi  dalam kepekaan terhadap lingkungan itu sendiri. Disinilah pada esensinya letak dari manusia yang terdidik.
     Mengingat sedikit sejarah peran mahasiswa tempo dulu cukuplah menjadi suatu acuan bagi mahasiswa sekarang yang untuk membangun kembali peran mahasiswa yang salah satu peran terdekatnya adalah diantara kampus sebelum lebih jauh lagi merambah pada peran dalam masyarakat. Jika peran mahasiswa tempo dulu terlihat jelas ketika tahun 1965, 1998, dll. Maka peran kita sekarang adalah menjadi intelektual yang merdeka di ranah kampus sendiri.   

0 komentar: