berupa-rupa kisah

Posted: Sabtu, 10 Juli 2010 by rizki ahmad F in
1

Pada bayangan di angin lalu membisikan sebuah kisah bayangan....


Teringat sebuah cerita yang sering saya ceritakan bersama teman-teman saya di beranda wc di sebuah pesantren di kala waktu yang telah lampau. Terkenang semua itu sendiri, lalu saya hanya tersenyum sendiri dan saya ingin membaginya pada teman-teman yang lain.

Saya awali saja ceritanya...

Mungkin saya sudah terlupa kapan waktu kejadian ini terjadi lalu menjadi sebuah cerita yang terus saja hinggap di salah satu otak manusia ini. Yang jelas saya memberi sebuah bocoran, kalau cerita ini tejadi di tahun 2006.

Pada hari itu, kami atau yang disebut juga rendy, boxir, shomad juga tentu saja saya sendiri rizki atau lebih melegenda dengan salah satu nama yang lain yaitu joel (meski kakak saya sering menyebut saya mengklaim nama itu. Karena joel merupakan juga nama legenda dari kakak saya. Padahal nama legenda saya banyak hey.). memiliki sebuah rencana untuk berpacaran bareng (lucu memang, ketika aku mengingatnya saat ini).
Diawali dengan negosiasi kami dengan mereka sang pacar untuk bisa nge-date pada hari itu, cukup menegangkan memang karena di hari itu, aku ditunjuk oleh teman-teman yang lain untuk menang dalam negosiasi. Dan akhirnya terjadilah apa itu yang dinamakan nge-date....


Selesai itu, kami langsung mempersiapkan diri untuk pergi ke sebuah tempat yang biasa kami kunjungi untuk janjian. Dan kami meluncur dengan begitu riangnya ke TKP meski kami bersiap-siap seadanya. Bahkan saya lupa untuk menyisir rambut saya karena terlalu lama menunggu teman saya menyisir rambut.

Dan sampailah di tempat yang saya namakan TKP. Cukup lama memang kami menunggu mereka sang pacar, kira-kira hampir satu jam lah. Dan untuk mengisi menunggu itu, kami ngobrol atau lebih sering bercanda yang tidak penting atau juga saling ledek. Tidak ada kerjaan memang, tapi itulah kami disaat tidak ada kerjaan.

Dan datanglah mereka sang pacar dengan begitu indahnya ke TKP.

Dan kami pun, berbasa-basi ria untuk mengawali nge-date ini. Dan teman-teman saya pun rendy menitipkan sebuah sebuah pertanyaan, juga boxir dan shomad menitipkan sebuah pertanyaan yang sama ke saya untuk ditanyakan ke mereka sang pacar. Dan sebenarnya pun, saya ingin sekali menitipkan pertanyaan yang sama itu, tapi tidak bisa. Karena saya yang harus bertanya. Dan saya pun bertanya dengan manisnya “eh, mau makan-makan atau nonton ya?” dan mereka pun bingung, karena pengennya nonton tapi mereka memiliki waktu yang terbatas dan kami pun harus mengerti. Meski akhirnya nonton yang dipilih, dengan resiko tidak nonton sampai beres.

Setelah ada keputusan mau kemana, kami pun berjalan di pinggir jalan di jalan siliwangi dengan kaki dan tentu saja tidak dengan tangan. Dan kami pun berjalan begitu lambatnya dan tentu saja kami tidak berlari.

Tak terasa lah, kami melewat ke sebuah bangunan tinggi yang bernama yogya dan saya berpikir setelah beres acara ini, saya mau menceritakan pengalaman ini pada teman-teman saya dan sombong lah saya waktu itu.

Setelah sampainya kami di pelataran bioskop garut, kami segera memesan tiket. Lalu masuklah kami ke sebuah ruangan panas menyengat yang membikin keringat tercucur alami membasahi badan atau disebut juga asam laktat seperti yang saya biasa dengar di kelas ketika pelajaran biologi. Dan kami duduk berjajar sepasang demi sepasang. Nontonlah kami meski tidak tahu khusuk atau tidak. Tapi nikmati sajalah....

Sesuai rencana, kami beres nonton tidak pada waktunya karena kalau pada waktunya, otomatis tidak sesuai rencana. dan keluarlah dari ruangan itu seperti halnya saya berbaris masuk kelas ketika saya masih duduk di sekolah dasar.

Ketika sesampainya kami di luar, cerita nya akan berpasangan. Tapi kejadian dilapangan tidak sesuai harapan dan waktu itu pun, saya kesal dan pergi saja meninggalkan yang lain. Lalu saya pun duduk di depan tukang koran sambil membaca koran atau lebih tepatnya di depan CE. Dan terlihat dari jauh teman saya yang bernama shomad, kelihatannya mencari saya dan sepertinya dia belok ke arah ruangan yang tadi saya nonton. Lalu saya pun mengikutinya dengan hati-hati dan tepat di dalam ruangan tersebut saya bertemu dia dan dia pun sama seperti saya ternyata. Dan berbicara lah kami hingga beres itu yang namanya ekspedisi madewa (film yang saya tonton).

Saya dan shomad pun memutuskan untuk mencari makan karena dari pagi saya belum makan. Lalu terdamparlah saya dan salah satu teman saya tersebut di sebuah tempat makan dan memesan apa itu yang namanya sate (catatan : kami memesan sate, akan tetapi saya harus tutup mulut kalau kami makan sate kambing, itulah yang diperintahkan shomad. Entah mengapa, saya tidak tahu.hehe...). Seiring dengan pesannya sate, hp shomad pun mengeluarkan bunyi nya pertanda ada sebuah sms masuk dan tentu saja bunyi smsnya tidak titit-titit juga tapi bunyi hp nya saja. Dan kami berdua pun bingung apa yang harus dilakukan karena sms tadi datangnya entah dari pacar atau teman saya yang lain memberitahukan untuk segera bergabung di PJS.

Setelah makan beres, saya dan shomad pun memutuskan untuk bergabung di PJS dengan berjalan lumayan terburu-buru. Tapi yang dicari malah tidak ada. Lalu kami berdua pun memutuskan untuk kembali ke asrama.

Dan seiring dengan kegagalan nge-date kali ini, saya pun merasa malu. Malu atas rencana kesombongan saya ketika kami berjalan tadi. Juga saya malu terhadap diri saya, yang kalah oleh perasaan tidak sabar saya terlebih lagi malu pada yang namanya Lina. Oh...indahnya rasa malu.

Begitu langit berwarna, saya sudah sampai di asrama dan bertemu rendi (karena saya seasrama waktu itu). Dan dia pun menceritakan kejadian ketika saya menghilang dan salah satu yang saya ingat dari obrolan nya yaitu “eh deg, maneh tadi bet euweuh sih... urang mah tadi teu ngaluarkeun duit.hehe...”

#######


Mungkin ini cerita yang tidak penting menurut kalian. Tapi bagi saya, ini teramat penting sekali. Mengingat disaat deru lalu lintas kejadian dalam pikiran di tiap individu, hingga semuanya mempunyai hidup masing-masing di waktu sekarang, tapi semuanya menyatu dalam jejak bentuk sebuah kenang yang terlukis.

#######

1 komentar: